widget


bam2tara

--** Bamtara uchiha shinomori **--

Minggu, 01 Desember 2013

TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL



NAMA     :BAMBANG TRI MULYADI **********NPM    :19112241
NAMA     :BENNY RAMADHAN          **********NPM    :19112344


FENOMENA SAMPAH di MASYARAKAT IBU KOTA



Kata “SAMPAH” sudah menjadi hal biasa terdengar di telinga kita sebagai bangsa indonesia, dikatakan sampah jugalah dampak utama dalam mendatangkan bencana di negara ini. Sampah yang menumpuk, entah itu di selokan atau sungai yang mengakibatkan saluran jalannya air tersendat dikala hujan datang, maka air yang tersendat itu mengakibatkan menumpuknya air yang tersendat sampah tersebut lama-kelamaan akan memperluas jangkauan dan mengakibatkan air meluap hingga terjadinya bencana tersebut, banjir contohnya. Masyarakat selalu menyalahkan pemerintah jika sudah terjadi bencana tersebut, mereka bilang pemerintah lamban dalam mengatasi masalah ini atau tidak serius kah pemerintah dalam hal ini. Seharusnya kita yang harus menyadari, betapa pentingnya kelestarian lingkungan dan betapa bahayanya sampah dalam kehidupan kita. Apa kita yang tidak pernah sadar?, bahwa kita lah yang menyebabkan bencana itu terjadi.
Kita yang membuat sampah-sampah itu dari setiap sisa konsumsi yang kita buang, kita yang membuang sampah-sampah itu tidak pada tempatnya, dan kita juga yang mengakibatkan selokan tersumbat akibat sampah yang kita buang dan membuat musibah itu pun terjadi. Maka dari itu kita harus mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi untuk mengukur seberapa cintakah kita terhadap bangsa ini dan seberapa sadarkah kita untuk melestarikan alam ini. Ini bukan sekedar sebuah  artikel, tapi ini adalah opini, karena saya mengemukakan sebuah pendapat. Tetapi ini juga bisa disebut reportase, karena saya mengambil contoh yang memang merupakan sebuat fakta. Ini salah satu cara membuktikan kecintaan kita pada Indonesia yang mempunyai rasa nasionalisme tinggi.
Nasionalisme itu sendiri adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation" yang berarti "bangsa") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Seseorang yang berjiwa nasionalisme adalah seseorang yang mempunyai sikap mencintai dan bangga akan sesuatu yang ada didalam negrinya itu sendiri, serta rela berkorban untuk menjaganya.
Rasa nasionalisme itu akan menjadi kuat jikala timbul sebuah nafsu untuk mengembangkan negaranya menjadi semakin maju, yang biasa kita sebut di dalam masyarakat adalah semangat 45.
Rasa nasionalisme itu dapat di wujudkan dengan cara kita menyadari dengan hal-hal kecil seperti pentingnya  membuang sampah pada tempatnya, dimana kita akan merasa malu jika kita membuang sampah sembarangan dan memilih mencari tempat sampah terdekat untuk membuangnya.

Bayangkan jika satu orang membuang sampah secara sembarangan, lalu seorang anak melihatnya, apa yang akan anak itu lakukan ?


Dia akan melakukan hal yang sama, lebih parahnya ia akan melakukan hal tersebut hingga ia tumbuh dewasa dan ia berfikir bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal yang di anggap wajar. Bagaimana jika semua orang melakukan hal yang sama seperti itu, pastinya negara kita akan menjadi lautan yang dipenuhi oleh berbagai macam sampah.
Seperti faktanya pada saat ada perayaan tahun baru kemarin yang diadakan 7 panggung hiburan di Jakarta dari Sudirman hingga Monas. Faktanya adalah setelah selesai tahun baruan sampah berserakan di sepanjang jalan. Pada hal banyak disiapkan tempat sampah di sepanjang jalan, tetapi pendatang juga masyarakat setempat kurang paham akan kesadaran dirinya untuk mencintai alam lebih memilih membuang sampah di sembarang tempat dari pada mencari tempat sampah terdekat.
Diperkirakan bahwa setiap penduduk ibu kota membuang sampah 1-4 kg perhari, dan faktanya kota jakarta dalam sehari saja dapat menghasilkan sampah mencapai ±6500 Ton / hari. Jumlah sampah yang dibuang dalam sehari olek kota jakarta sampai-sampai mampu membangun satu Candi Borobudur. Coba anda bayangkan jika sampah kota-kota dari 33 provinsi di seluruh negara indonesia ini di kumpulkan. Negara kita pasti akan dipenuhi oleh candi yang terbuat dari sampah selama sehari. Sangat menabjukan.
Masalah lainnya adalah produksi sampah-sampah rumah tangga yang cendrung sulit diuraikan. Butuh waktu bertahun – tahun untuk bisa mengurainya. Karna sampah tersebut adalah non organik. Contohnya puntung rokok. Apabila puntung rokok dibuang dalam air tawar butuh waktu 1 tahun untuk dapat terurai dan butuh 1.5 s/d 2 tahun di dalam air asin. Lalu banyak lagi sampah non organik yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengurainya dan bahkan ada yang tidak dapat terurai dan justru akan mencemari air tanah degan zat-zat kimia berbahaya. Contonya adalah batu baterai yang kita buang tidak dapat terurai oleh tanah malah justru akan mencemari air tanah dengan zat timbal yang berbahaya bagi mahluk hidup dalam jangka panjang.
Maka dari itu muncullah sebuah gerakan peduli terhadap lingkungan yang biasa kita kenal Hari Bumi Sedunia dan jatuh setiap tanggal 22 April. Kelangsungan hidup manusia bergantung pada kesantunan manusia itu sendiri terhadap alam.
Dari situlah mungkin kita bisa meminimalisir prokduksi sampah yang berlebihan dengan cara 3R, yaitu :
  •  Reduce / Mengurangi
mengurangi pemakaian material yang dapat menghasilkan sampah yang berlebihan.
  • Reuse / Digunakan kembali
Dengan menggunakan atau memanfaatkan kembali barang-barang yang dapat diolah kembali. Tidak menggunakan karena kantong plastik karna sangat sulit diuraikan kembali.
  • Recycle / Daur ulang
pemanfaatan kembali sampah-sampah itu menjadi barang-barang bermanfaat.
Contohnya: pembuatan pupuk kompos, pembuatan tas dari sampah plastik dan lain-lain.

Jadi kita harus menjunjung tinggi arti rasa nasionalisme untuk membuang sampah pada tempatnya. Seperti halnya negara-negara maju contohnya seperti Jepang yang menjunjung tinggi akan kesadaran masyarakatnya dalam membuang sampah pada tempatnya.
Kesimpulanya kemajuan bangsa dan negara ini bukan sekedar didasari dari prestasi dan kemampuan ilmunya saja, melainkan budaya nasionalisme untuk menjaga lingkungannya sebaik mungkin dan harus dimulai dari kesadaran diri sendiri.